
Peningkatan belanja pemerintah dari tahun-ketahun semakin meningkat dan semakin menciderai keadilan dimasyarakat lihatlah besarnya biaya belanja Departemen dan non department dari kementerian yang dipimpin oleh SBY saat ini, belanja kementerian dan lembaga, Rp476,6 triliun; belanja non-kementerian dan lembaga, Rp477,5 triliun; dan transfer ke daerah, Rp464,4 triliun, ini menandakan bahwa penerimaan negara lewat pajak dan non pajak dihabiskan untuk membeli segala keperluan pegawai Negeri mulai dari pusat hingga daerah.
Penggunaan uang rakyat untuk kesejahteraan pegawai pemerintah adalah salah besar dalam berbangsa dan

Proses penggunaan APBN untuk belanja barang modal pemerintah sudah pasti tempat paling subur untuk melakukan Korupsi dan Kolusi, pengadaan barang untuk harga diatas 1 Milyar sudah tentu porsi Bapak A, dan pengadaan barang pemerintah untuk porsi diatas 100 Milyar sudah tentu harus persetujuan Bapak B dan seterusnya hingga pengadaan yang bernilai Trilyun, semuanya harus berpusat pada orang ternama di Negeri ini.
Barang-barang tersebut semuanya moyoritas barang import dan lokal dan pengadaanya pun berpusat pada lingkaran elit, entah lewat proses hubungan diplomatik, dengan menggunakan broker tertentu, dan kebanyakan pemerintah memberikan informasi sangat sedikit dan tidak jelas kepada rakyat dengan alasan Rahasia Negara, kenapa? entahlah , anda tentu sudah membaca pola permainan komisi anggaran diparlemen dan kerjasama yang rapi antara Legislatif dan Eksekutif Negara, dan tentunya arah yang akan dicapai adalah kemakmuran bagi mereka sendiri, sebaliknya rakyat sebagai pemegang mandat hanya gigit jari saja.

Dan kini rakyat semakin banyak yang menjadi tukang ojek dan pedagang kali lima, pekerjaan-pekerjaan kreativitas ini lahir dari inisiatif rakyat sendiri, oleh karena begitu sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak bagi rakyat itu sendiri. Benarlah apa yang dikatakan oleh orang tua dulu, Pemerintah dan pejabat negara ini berpesta diatas penderitaan rakyat.
Jumlah rakyat miskin saat ini diperkirakan naik terus, oleh karena ketidak mampuan rakyat untuk membeli kebutuhan pokok, apalagi untuk menikmati pendidikan bagi anak-anak mereka, dan lihatlah begitu banyak anak-anak yang jadi pengemis dan gelandangan dilampu-lampu merah diperkotaan, sebaliknya dipedesaan anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan, justru harus banting tulang untuk membantu orang tuanya dengan menjadi buruh tani maupun pekerja serabutan, adakah SBY melihat mereka itu?
dikutip dari : http://politik.kompasiana.com/2011/08/18/sudah-6-tahun-jadi-presiden-kenapa-apbn-sby-paling-banyak-untuk-belanja-pemerintah-pertanda-kkn-makin-subur/
No comments:
Post a Comment